Berapa banyak waktu, energi, dan investasi yang sudah Anda keluarkan untuk merekrut seseorang, hanya untuk menyadari bahwa ia tidak sejalan dengan budaya organisasi atau gagal mencapai target setelah beberapa bulan? Fakta menunjukkan, lebih dari 60 persen kegagalan kerja disebabkan oleh ketidaksesuaian kompetensi dan perilaku, bukan karena kurangnya kemampuan teknis. Tanpa proses psikotes dan asesmen kompetensi yang valid, rekrutmen berubah menjadi permainan tebak-tebakan mahal yang berisiko tinggi. Di tengah persaingan bisnis yang menuntut efisiensi dan akurasi, setiap keputusan rekrutmen yang keliru adalah investasi yang hangus.